Posts

Showing posts from August 15, 2010

sajak SHG part II

(......) ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendalawangi ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra tapi aku ingin mati di sisimu sayangku setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu mari, sini sayangku kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku tegakklah ke langit atau awan mendung kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

Sajak-sajak Perjuangan Cinta SHG (Soe-Hok Gie)

Sebuah Tanya “akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui apakah kau masih berbicara selembut dahulu? memintaku minum susu dan tidur yang lelap? sambil membenarkan letak leher kemejaku” kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendalawangi kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram meresapi belaian angin yang menjadi dingin “apakah kau masih membelaiku semesra dahulu ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat” lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita “apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta?” haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu “manisku,
Sajak-sajak Cinta Di Dalam Gelas (Andrea Hirata, 2010) Tak Tergenggam Cinta, ditaburkan dari langit Pria dan wanita mengadahkan tangan Berebut-rebut menangkapnya Banyak yang mendapat seangkam Banyak yang mendapat segantang Semakin banyak Semakin tak Tergenggam Peluk Disebabkan karena terlalu malu Dengan penuh gengsi kau berbalik, dia pun berlalu Rasakan olehmu, sekarang baru kau tahu Bahwa semua keindahan di dunia ini berkelabat dengan cepat dan hukum-hukum Tuhan ditulis sebelum telepon dibuat Orang-orang indah yang kau temukan dipasar, stasiun, terminal, dan tikungan Kekasih, kemewahan mutiara raja brana, kemilau galena dan intan berlian Semuanya akan meninggalkanmu Kecuali secangkir kopi Dia ada di situ, tetap di situ, hangat, dan selalu dapat dipeluk
Image
Ke Bromo pake jalan kaki Pagi itu tampak bersemangat sekali, entah kenapa kaki jadi semakin kokoh dan ingin beranjak ke tempat nun jauh disana. Pagi ini dingin, hem..memang beginilah setiap hari rasanya semakin tidak betah dan ingin menangis saja biar diberi ijin untuk pulang ke kos. Huh..dasar anak mama. Ni baru namanya Ngadas. Desa pegunungan, bukan perbukitan atau desa di kaki bukit. KKN di desa terpencil kaki gunung Bromo dijamin tidak akan menyesal. Desa Ngadas letaknya berada di punggungan dari pegunungan Bromo. Sebelah timur laut kota Malang yang berbatasan dengan Lumajang dengan ketinggian diatas 2000m dpl, disanalah kami tinggal selama sebulan lamanya. Sudah tradisi, akhir semester lima ditandai dengan perayaan tinggal bersama menikmati alam bersama warga desa. Asik. Kami berlima belas menempati sebuah rumah yang sudah menjadi langganan tempat menginap anak2 KKN Biologi angakatan diatas kami. Peserta KKN putra menginap di kantor desa yang bisa disulap jadi penginapan